Langsung ke konten utama

MAKALAH IKATAN ION DAN IKATAN PRIMER

Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu wa ta’ala yang telah memberikan kami berbagai macam nikmat, sehingga aktivitas hidup ini banyak diberikan keberkahan. Dengan kemurahan yang telah diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Ucapan terima kasih tidak lupa kami haturkan kepada dosen dan teman-teman yang banyak membantu dalam penyusunan makalah ini. Kami menyadari di dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Masih banyak kekurangan yang harus diperbaiki, baik dari segi tata bahasa maupun dalam hal pengkonsolidasian.Oleh karena itu kami meminta maaf atas ketidaksempurnaanya dan juga memohon kritik dan saran untuk kami agar bisa lebih baik lagi dalam membuat karya tulis ini.Harapan kami mudah-mudahan apa yang kami susun ini bisa memberikan manfaat untuk diri kami sendiri,teman-teman, serta orang lain.




Bengkulu, Agustus 2017

                                                                                                                                          Kelompok 4










2

MATERIAL ELEKTRIK
Ikatan Primer dan Ikatan Ion


Disusun Oleh:
1. Ferly Yansah (G1D017009)
2. M. Farid Nabhani ( G1D017005)
3. Anggi Febriyansah ( G1D017007)
4. Tanziilal Robbani  ( G1D016031)
5. Kiang Santan ( G1D017015)
6. Shintia Veronica NPU ( G1D017019)
7. Aldi Putra Pratama ( G1D017023)
8. Harist Abdurrahman Sofyan Syauri (G1D017031)
9. M. Aziz Alfharizi (G1D017043)


Program Studi Teknik Elektro
Fakultas Teknik
Universitas Bengkulu
2017

1
Daftar Isi
Halaman Judul......................................................................................................i
Kata Pengantar....................................................................................................ii
Daftar Isi..............................................................................................................iii
Bab I Pendahuluan...............................................................................................1
A.    Latar Belakang......................................................................................1
B.     Rumusan Masalah................................................................................1
C.     Tujuan Penulisan Makalah....................................................................1
Bab II Pembahasan...............................................................................................2
A.    Ikatan Ion..............................................................................................4
B.     Ikatan Primer........................................................................................4
Bab III Penutup...................................................................................................10
A.    Rangkuman.........................................................................................10
B.     Kritik dan Saran....................................................................................
Daftar Pustaka....................................................................................................11









3
Bab I
Pendahuluan


A.    Latar Belakang
            Sistem periodik kimia adalah tampilan unsur-unsur kimia yang tertera dalam tabel. Jumlah unsur yang terdapat pada tabel sistem periodik adalah sebanyak 118 unsur. Jumlah unsur yang terdapat di alam lebih dari 118 unsur. Hal ini disebabkan karena atom-atom dapat bereaksi antara satu atom dengan atom yang lain membentuk substansi baru yang disebut dengan senyawa. Bila dua atau lebih atom-atom berikatan dan membentuk ikatan kimia menghasilkan senyawa yang unik yaitu memiliki sifat kimia dan sifat fisika yang berbeda dari sifat asalnya (sifat dari unsur-unsur sebelum  bereaksi).
Ada beberapa hal yang kita dapat perhatikan, yaitu terdapat banyak contoh  penerapan unsur-unsur kimia dalam kehidupan sehari-hari. Salah satunya contohnya adalah air. Air merupakan materi yang penting bagi kehidupan. Sebagian besar kebutuhan pokok kita menggunakan air. Bahkan dalam tubuh, air penting untuk menjaga DNA dari kerusakan, mengantarkan nutrisi ke seluruh bagian tunuh, dan menjaga keseimbangan suhu tubuh. Kita mengetahui air memiliki rumus senyawa HO. Air tersusun dari unsur-unsur hidrogen dan oksigen. Tanpa kita sadari bahwa kita sedang berhadapan dengan contoh aplikasi dari unsur-unsur yang berikatan, yang kemudian membentuk senyawa. Mungkin hal-hal yang sepatutnya kita kritisi adalah  bagaimana unsur-unsur tersebut dapat berikatan dan kemudian membentuk senyawa. Sebelum itu, kita harus mengetahui terlebih dahulu apa pengertian dari senyawa kimia.
Senyawa kimia terbentuk dari dua atau lebih atom yang bergabung atau  berikatan satu sama lain. Penggabungan ini akan menghasilkan molekul atau senyawa yang sederhana atau kompleks. Atom-atom tersebut terikat satu sama lain dalam senyawa akibat adanya gaya ikatan kimia. Munculnya teori tentang ikatan kimia.
Disebabkan oleh keberadaan golongan unsur gas muliayaitu golongan VIII A pada sistem periodik. Golongon unsur gas mulian memperlihatkan kecenderungan yang sangat kecil untuk membentuk senyawa kimia, hal ini disebabkan karena unsur gas mulia bersifat stabil, sangat sulit bereaksi dengan unsur lain bembentuk senyawa dan memiliki elektron valensi oktet dan duplet. Kebanyakan unsur-unsur di alam ada dalam bentuk senyawa,yang bukan sebagai unsur bebas sepertiunsur gas mulia. Hal ini memperlihatkan adanya kecenderungan dari atom-atom yang relatif tidak stabil membentuk senyawa yang lebih stabil dibandingkan dengan atom unsur bebasnya.
Oleh karena itu, sangat penting bagi kita untuk dapat mengetahui dan mempelajari tentang ikatan kimia. Karena dalam kehidupan sehari-hari, kita tidak akan pernah lepas dari hal-hal yang berhubungan dengan ikatan kimia.


4

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian dari ikatan primer dan ion?
2.      Apa sajakah jenis-jenis ikatan primer dan ion?
3.      Bagaimanakah proses terbentuknya ikatan ion?
4.      Apa sajakah ciri-ciri ikatan ion?
5.      Apa sajakah contoh-contoh ikatan ion?

C.     Tujuan Penulisan Makalah
1.      Untuk mengetahui dan memahami pengertian dari ikatan primer dan ion.
2.      Untuk mengetahui seluruh jenis-jenis ikatan primer dan ion.
3.      Untuk mengetahui dan memahami proses terbentuknya ikatan primer dan ion.




























5

Bab II
Pembahasan

A. IKATAN ION
a)      Pengertian
Ikatan ion (atau ikatan elektrokovalen) adalah jenis ikatan kimia yang dapat terbentuk antara ion-ion logam dengan non-logam (atau ion poliatomik seperti amonium) melalui gaya tarik-menarik elektrostatik. Dengan kata lain, ikatan ion terbentuk dari gaya tarik-menarik antara dua ion yang berbeda muatan.
Misalnya pada garam meja (natrium klorida). Ketika natrium (Na) dan klor (Cl) bergabung, atom-atom natrium kehilangan elektron, membentuk kation (Na+), sedangkan atom-atom klor menerima elektron untuk membentuk anion (Cl-). Ion-ion ini kemudian saling tarik-menarik dalam rasio 1:1 untuk membentuk natrium klorida.
Na + Cl → Na+ + Cl- → NaCl

b)      Pembentukan Ikatan Ion
Menurut kaidah oktet, bahwa agar stabil, setiap unsur harus berusaha memiliki konfigurasi elektron seperti gas mulia,dengan melepaskan elektron ataupun menerima elektron.
Peristiwa serah terima elektron ini terjadi pada senyawa NaCl atau garam dapur. Bagaimana caranya? Na merupakan golongan IA dimana ia memiliki elektron valensi 1, sehingga agar stabil ia harus melepas 1 elektron.  apabila  dilihat dari konfigurasi elektronnya, 11Na: 2, 8, 1. Sehingga ketika melepas 1 elektron, maka elektron paling terakhinya menjadi 8 (sesuai kaidah oktet). Karena melepas 1 elektron, maka Na yang asalnya netral berubah menjadi bermuatan +1 (Na+). Reaksinya:
Na → Na+ + e
(artinya Na melepas 1 elektron, lihat elektron berada di sebelah kiri panah)
Lalu bagaimana dengan  1 elektron tadi yang dilepas Na? apakah elektron yang dilepas tersebut akan hilang? Tidak, karena, ada unsur yang menagkapnya  yaitu Cl. bagaimana ? Karena Cl memiliki elektron valensi 7 (golongan VIIA). apabila dilihat  dari konfigurasi elektronnya 17Cl : 2, 8, 7. Jadi apabila Cl menangkap 1 elektron, konfigurasinya menjadi 2, 8, 8, dengan elektron terakhirnya 8, yang telah  mematuhi kaidah oktet. Karena Cl menangkap 1 elektron maka Cl yang asalnya netral berubah menjadi -1 (Cl). Reaksinya:
Cl + e → Cl
(artinya Cl menerima 1 elektron, lihat elektron berada di sebelah kiri panah)

6
lalu , apa pengaruhnya pembentukan Na+ dan Cl ini? Sesuai hukum Coulomb, muatan yang berbeda jenis akan saling tarik menarik. Sehingga Na+ ini akan berikatan dengan Cl dengan gaya elektrostatik.
Proses pembentukan ikatan ion pada NaCl
Ikatan ion = logam + nonlogam
Apabila digeneralisir, ikatan logam itu diantaranya Golongan IA (kecuali H), IIA (kecuali Be), IIIA (Aluminium), golongan transisi (Golongan B). Sedangkan nonlogam, diantaranya golongan IVA-VIIA, kalo VIIIA relatif stabil.
           contoh :
  1. K2O memiliki ikatan ionik,karena K termasuk logam (golongan IA) dan O termasuk nonlogam (golongan VIA)
  2. CH4 tidak memiliki ikatan ionik, karena C termasuk nonlogam (golongan IVA) dan H juga nonlogam (golongan IA, tetapi untuk H sifatnya kovalen)
  3. KF memiliki ikatan ionik, karena K termasuk logam (golongan IA) dan F termasuk nonlogam (golongan VIIA).

c)      Ciri – Ciri Ikatan Ion
A. Terdiri dari atom logan dan non-logam.
      Atom Logam:
– Besi (Fe)
– Alumunium (Al)
– Perak (Ag)
– Emas (Au)
– Natrium (Na)
– Magnesium (Mg)
– Lithium (Li)
– Logam dari gol IA(1A) dan IIA(2A)

7

     Atom Non-Logam:
– Karbon (C)
– Hidrogen (H)
– Oksigen (O)
– Nitrogen (N)
– Phosfor (P)
– Dll
– Unsur dari gol VA, VIA, VIIA

B. Terbentuk dari Ion Positif (+) dan Ion Negatif (-)
      Logam=>> Positif (+)
     Non-Logam=>> Negatif (-)

C.     IKATAN PRIMER
Ada tiga macam ikatan yang dikelompokkan sebagai ikatan primer yaitu ikatan ion,ikatan kovalen, dan ikatan metal. Ketiga macam ikatan ini disebut sebagai ikatan primer karena ikatan ini kuat.
1)      Ikatan Ion
Sesuai dengan namanya, ikatan ini terjadi karena adanya tarik-menarik antara dua ion yang berlawanan tanda. Ion itu sendiri terbentuk karena salah satu atom yang akan membentuk ikatan memberikan elektron kepada atom pasangannya yang memang memiliki kemampuan untuk menerima elektron. Dengan demikian terjadilah pasangan ion positif dan negatif, dan mereka saling terikat. Atom nonmetal memiliki hanya sedikit orbital p yang setengah terisi dan ia mampu menarik elektron luar ke dalam salah satu orbital yang setengah kosong tersebut. Atom F misalnya dengan konfigurasi 1s2 2s2 2p5 hanya memiliki satu dari tiga orbital p yang terisi satu elektron. Atom ini mampu menarik satu elektron luar untuk memenuhi orbital p sehingga menjadi ion F− dengan orbital p yang terisi penuh. Sebaliknya, atom metal memiliki satu atau lebih elektron yang terikat longgar yang berada di tingkat energi yang terletak di atas tingkat energi yang terisi penuh; misalnya Li dengan konfigurasi 1s2 2s1 mudah melepaskan satu elektron dan menjadi ion Li+ dengan orbital 1s terisi penuh. Li dan F membentuk ikatan ion menjadi LiF. Ikatan ion terbentuk oleh adanya gaya tarik elektrostatik antara ion positif dan ion negatif.  Ikatan ion adalah ikatan tak berarah. Setiap ion positif menarik semua ion negatif yang berada di sekelilingnya dan demikian pula sebaliknya. Jadi setiap ion akan dikelilingi oleh ion yang berlawanan sebanyak yang masih memungkinkanpembatasan jumlah ion yang mengelilingi ion lainnya terkait dengan faktor geometris dan terpeliharanya kenetralan listrik pada padatan yang terbentuk. Ikatan ini berasal dari gaya tarik elektrostatik antara ion yang bermuatan berlawnan [Kation (+) dan anion (-)]. (Hukum Coulomb)
         
Untuk sebagian besar unsur, proses pelepasan atau penambatan elektron adalah proses    endotermik (membutuhkan energi). Ini berarti bahwa bentuk ion adalah kurang stabil dibandingkan atom yang tak bermuatan.
8

Na ---> Na+  +  (-)  -  energi
½O2 +  2 (-) ---> O-2  -  energi

              Senyawa yang memiliki derajat paling tinggi dalam ikatan ionik adalah yang terbentuk oleh reaksi antara unsur alkali dengan halogen.

Contoh:   Na  +  Cl ---> NaCl.


Keduanya memiliki perbedaan elektronegativitas yang besar, sehinggapasanganelektron yang membentuk ikatan lebih banyak tertarik oleh atom Cl.

Makin besar perbedaan elektro-negativitasnya makin besar pula karakter ioniknya. Namun ada kekecualian untuk F dan Cs, F memiliki elektro-negativitas paling kuat, sedang Cs memiliki elektro-negativitas paling lemah, sehingga ikatannya tidak sepenuhnya ionik. Bagaimana pun juga ikatan kovalen murni ada dalam molekul yang tersusun oleh molekul yang sama (H2, Cl2, C-C) atau molekul yang tersusun dari atom yg memiliki elektro-negativitas yang hampir sama, contoh: C-H.
       
2)      Ikatan Kovalen

Contoh yang paling sederhana untuk ikatan kovalen adalah ikatan
dua atom H membentuk molekul hidrogen, H2. Atom H pada ground state memiliki energi paling rendah. Namun karena elektron bermuatan negatif, maka jika ada atom H kedua yang mendekati, elektron di atom yang pertama dapat lebih dekat ke inti atom H kedua. Demikian pula halnya dengan elektron di atom H kedua dapat lebih dekat ke inti atom H pertama. Kejadian ini akan menurunkan total energi dari kedua atom dan terbentuklah molekul H2. Syarat yang diperlukan untuk terjadinya ikatan semacam ini adalah bahwa kedua elektron yang terlibat dalam terbentuknya ikatan tersebut memiliki spin yang berlawanan agar prinsip eksklusi Pauli dipenuhi.Energi total terendah dari dua atom H yang berikatan tersebut tercapai bila kedua elektron menempati orbital s dari kedua atom. Hal ini terjadi pada jarak tertentu,yang memberikan energi total minimum. Apabila kedua inti atom lebih mendekat lagi akan terjadi tolak-menolak antar intinya; dan jika saling menjauh energi total akan meningkat pula. Oleh karena itu ikatan ini stabil.

3)      Ikatan Metal

Terbentuknya ikatan metal pada dasarnya mirip dengan ikatan kovalen yaitu menurunnya energi total pada waktu terbentuknya ikatan.Perbedaannya adalah bahwa ikatan metal terjadi pada sejumlah besar atom sedangkan ikatan kovalen hanya melibatkan sedikit atom bahkan hanya sepasang. Perbedaan yang lain adalah bahwa ikatan metal merupakan ikatan tak berarah sedangkan ikatan kovalen merupakan ikatan berarah. Kumpulan dari sejumlah besar atom yang membentuk ikatan ini menyebabkan terjadinya tumpang-tindih tingkat tingkat energi. Atom metal memiliki elektron valensi yang tidak begitu kuat terikat pada intinya.Oleh karena itu jarak rata-rata elektron valensi terhadap inti atom metal bebas bisa lebih
                                                      9
 besar dari jarak antar atom pada padatan metal. Hal ini berarti bahwa dalam padatan, elektron valensi selalu lebih dekat dengan salah satu inti atom lain dibandingkan dengan jarak antara elektron valensi dengan inti atom induknya dalam keadaan bebas. Hal ini menyebabkan energi potensial  dalam padatan menurun.Selain dari itu, energi kinetik elektron valensi juga menurun dalam padatan karena fungsi Ψ*Ψ lebih menyebar dalam ruang. Penurunan energi, baik energi potensial maupun energi kinetik, inilah yang menyebabkan terbentuknya ikatan metal. Karena setiap elektron valensi tidak terikat (tidak terkait) hanya antara dua inti atom (tidak seperti pada ikatan kovalen) maka ikatan metal merupakan ikatan tak berarah, dan elektron valensi bebas bergerak dalam padatan. Padatan metal sering digambarkan sebagai “gas elektron” yang mempertahankan ion-ion positif tetap terkumpul.Secara umum, makin sedikit elektron valensi yang dimiliki oleh satu atom dan makin longgar tarikan dari intinya, akan semakin mudah terjadi ikatan metal.Material dengan ikatan metal seperti tembaga, perak dan emas, memiliki konduktivitas listrik dan konduktivitas panas yang tinggi karena elektron valensi yang sangat mudah bergerak. Metal-metal ini tak tembus pandang karena “elektronbebas” ini menyerap energi photon. Mereka juga memiliki reflektivitas tinggi karena “elektron-bebas” melepaskan kembali energi yang diserapnya pada waktu mereka kembali pada tingkat energi yang lebih rendah.Makin banyak elektron valensi yang dimiliki atom dan makin erat terikat pada inti atom, ikatan atom cenderung menuju ikatan kovalen walaupun ikatan metal masih terjadi. Metal-metal transisi (yaitu atom-atom dengan orbital d yang tidak penuh terisi elektron seperti besi, nikel, tungten, dan titanium) memiliki karakter  ikatan kovalen yang melibatkan hibridisasi elektron pada orbital yang lebih dalam.
























10
Bab III
Penutup

A.    Rangkuman
Ikatan kimia dibagi menjadi dua jenis ikatan yaitu ikatan primer dan ikatan sekunder. Kemudian ikatan primer dibagi menjadi tiga jenis ikatan yaitu ikatan ion,ikatan kovalen, dan ikatan metal. Ikatan Ion, Sesuai dengan namanya, ikatan ini terjadi karena adanya tarik-menarik antara dua ion yang berlawanan tanda. Ion itu sendiri terbentuk karena salah satu atom yang akan membentuk ikatan memberikan elektron kepada atom pasangannya yang memang memiliki kemampuan untuk menerima elektron. Dengan demikian terjadilah pasangan ion positif dan negatif, dan mereka saling terikat.Ikatan ion (atau ikatan elektrokovalen) adalah jenis ikatan kimia yang dapat terbentuk antara ion-ion logam dengan non-logam (atau ion poliatomik seperti amonium) melalui gaya tarik-menarik elektrostatik. Dengan kata lain, ikatan ion terbentuk dari gaya tarik-menarik antara dua ion yang berbeda muatan.
Misalnya pada garam meja (natrium klorida). Ketika natrium (Na) dan klor (Cl) bergabung, atom-atom natrium kehilangan elektron, membentuk kation (Na+), sedangkan atom-atom klor menerima elektron untuk membentuk anion (Cl-). Ion-ion ini kemudian saling tarik-menarik dalam rasio 1:1 untuk membentuk natrium klorida.
Na + Cl → Na+ + Cl- → NaCl.Pembentukan Ikatan Ion, menurut kaidah oktet, bahwa agar stabil, setiap unsur harus berusaha memiliki konfigurasi elektron seperti gas mulia,dengan melepaskan elektron ataupun menerima elektron.





B.     Saran Dan Kritik
Dalam penulisan makalah ini tentunya terdapat berbagai kekurangan dalam berbagai hal. oleh karena itu, tim penulis sangat membutuhkan berbagai saran dan kritik yang membangun, agar kedepannya makalah ini dapat menjadi lebih baik lagi






Daftar Pustaka


Komentar

Postingan populer dari blog ini

FLOW CHART UNTUK MENYEBRANG JALAN

FLOW CHART UNTUK MENYEBRANG JALAN          Program adalah susunan atau urutan perintah-perintah sederhana yang diberikan kepada komputer untuk memecahkan beberapa permasalahan. Jika sebuah program telah ditulis dan dilakukan debugging, komputer akan dapat mengeksekusi program tersebut dengan sangat cepat dan dengan cara yang sama setiap saat tanpa kesalahan.        Disinilah kehebatan komputer, meskipun program tersusun dari perintah-perintah yang sangat sederhana, hasil akhir sangat menakjubkan sebab komputer dapat bekerja dengan kecepatan tinggi. Kebanyakan mikroprosesor memiliki kesamaan dalam perintah atau instruksi. Intsruksi transfer data dapat menggunakan perintah LOAD atau MOVE, Instruksi matematika sederhana menggunakan perintah ADD, SUBTRACT, MULTIPLY, DEVIDE. 1.  Langkah-Langkah Pengembangan Program           Menurut Douglas ada empat langkah yang harus dilakukan dalam mengemb...

Membuat kompor darurat dari kaleng

Membuat kompor darurat dari kaleng Seperti yang sudah saya janjikan sebelumnya, kali ini akan saya ulas tentang "membuat kompor praktis dari kaleng". Untuk memasak di alam bebas (terutama saat hiking ) lebih baik jika menggunkan kompor yang praktis, misal : kompor parafin dan kompor spirtus. Hal ini dutujukan agar : - tidak makan banyak tempat di ransel - tidak menambah beban ransel - praktis, mudah di pindahkan Untuk mendapatkan kompor tersebut (parafin/spirtus)  kita bisa beli di outlet-outlet yang menyediakan perlengkapan outdoor atau bisa juga di toko perlengkapan militer. Namun itupun kalau kita punya duit untuk membelinya, walaupun harganya gak mahal-mahal amat sih, sekitar Rp. 20.000 plus parafinnya. Sedangkan untuk kita-kita yang gak ada budget untuk membeli kompor tersebut, kita bisa bikin sendiri... Kompor darurat dari kaleng bekas... Cara kerjanya sama dengan kompor spirtus, hanya saja kita gak perlu beli kompornya, cukup dengan kaleng bekas minuman ...